Api Hasud: Musuh Tersembunyi yang Membakar Habis Kebaikan Kita
Dalam setiap langkah kehidupan, manusia tak henti-hentinya diuji, baik oleh cobaan dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Salah satu musuh tersembunyi yang paling berbahaya adalah hasud atau iri hati. Penyakit hati ini bagaikan api yang secara perlahan membakar habis segala amal kebaikan yang telah kita kumpulkan.
Pesan mendalam ini disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, dalam salah satu pengajian Kitab Ihya Ulumiddin di Musholla Putri PP. Sunan Drajat yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube PERSADATV PPSD. Beliau mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati saat terjun ke tengah masyarakat, agar tidak terjebak dalam persaingan tidak sehat yang berujung pada rasa dengki.
Hasud termasuk alat setan yang paling besar dan paling efektif untuk menyesatkan manusia. Ia bekerja secara diam-diam, merusak hati dan pikiran, hingga akhirnya menghanguskan pahala. Banyak perselisihan dan pertengkaran, bahkan di kalangan orang-orang baik, berawal dari penyakit hati ini. Perjuangan untuk meraih kemajuan dan kesuksesan sering kali ternodai oleh rasa iri dan mangkel terhadap keberhasilan orang lain.
Kiai Ghofur juga menyoroti akar permasalahan dari hasud, yaitu kecenderungan manusia untuk lebih mementingkan kehidupan duniawi. Ketika urusan dunia menjadi prioritas utama, hati menjadi kotor dan mudah disusupi penyakit. Pertengkaran, perebutan kekuasaan, dan persaingan yang tidak sehat menjadi hal lumrah. Hal ini terjadi karena fokus manusia telah bergeser dari mengumpulkan bekal untuk akhirat menjadi mengejar kenikmatan dunia yang fana.
Pesan dari pengajian ini adalah pengingat yang sangat penting bagi kita semua. Amal kebaikan yang kita lakukan, seperti shalat, puasa, dan sedekah, bisa sia-sia jika tidak dibarengi dengan hati yang bersih. Hasud adalah api yang siap membakar semuanya hingga tak tersisa kecuali abu penyesalan.
Mari kita jadikan pelajaran dari pengajian Kitab Ihya Ulumiddin ini sebagai renungan. Latihlah hati untuk senantiasa bersyukur, ikhlas, dan berbahagia atas nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat menjaga hati dari api hasud dan memastikan bahwa setiap langkah kebaikan kita tidak akan sia-sia di hadapan Allah SWT.

Tidak ada komentar