Pesantren Didorong Jadi Pusat Ekonomi Syariah Digital dan Ketahanan Pangan Nasional

 

Jakarta, 7 Oktober 2025 — Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia

Dalam rangkaian Festival Ekonomi Syariah (FESyar) 2025, Bank Indonesia bersama Kementerian Agama, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menggelar kegiatan bertajuk “Silaturahim Pesantren” dan “Forum Bisnis Pesantren” di Masjid Baitul Ihsan, Jakarta.

Acara ini mengangkat tema “Memperkuat Sinergi Pesantren dalam Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Inklusif” serta “Dukungan Ekosistem Holding Business Digital Pesantren terhadap Ketahanan Pangan” — sebagai upaya memperkuat peran pesantren dalam pembangunan ekonomi umat berbasis nilai-nilai Islam dan digitalisasi.

Dalam sambutan pembuka, perwakilan Bank Indonesia menegaskan pentingnya peran pesantren dalam ekosistem keuangan syariah nasional.

“Pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi syariah, terutama dalam sektor riil, keuangan mikro, dan ketahanan pangan,” ujar salah satu pimpinan Bank Indonesia.

Pesantren diharapkan mampu mengembangkan usaha produktif, koperasi syariah, serta digitalisasi layanan keuangan yang sesuai prinsip syariah. Model holding business pesantren menjadi langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi antar-pesantren di bidang bisnis dan sosial ekonomi.

Forum Bisnis Pesantren yang digelar bersamaan menjadi ruang dialog strategis antara pimpinan pesantren, pelaku UMKM halal, serta lembaga keuangan syariah.
Topik utama meliputi penguatan ekosistem digital pesantren, akses pembiayaan syariah, serta pengembangan usaha pesantren yang mendukung ketahanan pangan nasional.

Beberapa inisiatif penting yang muncul dari forum ini antara lain:
• Penguatan Holding Business Digital Pesantren berbasis koperasi dan ekonomi lokal.
• Sinergi antara pesantren dengan lembaga keuangan syariah untuk akses permodalan.
• Digitalisasi transaksi keuangan pesantren melalui aplikasi dan platform cashless.

Pesantren dinilai memiliki kekuatan sosial dan ekonomi yang unik mengakar di masyarakat, memiliki jaringan luas, serta berkarakter amanah.

“Kemandirian pesantren menjadi bagian dari kemandirian ekonomi bangsa. Saat pesantren kuat secara ekonomi, maka ketahanan sosial dan spiritual umat juga semakin kokoh,” disampaikan salah satu perwakilan pimpinan pesantren peserta acara.

FESyar 2025 menjadi momentum penting bagi pesantren di seluruh Indonesia untuk membangun kolaborasi lintas sektor, baik dengan pemerintah, lembaga keuangan, maupun pelaku industri halal.

Festival Ekonomi Syariah (FESyar) merupakan kegiatan tahunan yang digagas oleh Bank Indonesia untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian besar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), dengan fokus pada tiga pilar utama:
1. Penguatan sektor halal
2. Pengembangan keuangan syariah
3. Pemberdayaan UMKM dan pesantren

Dengan semangat kolaborasi dan digitalisasi, pesantren diharapkan mampu menjadi poros ekonomi syariah nasional, berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan, dan menjadi teladan dalam penerapan prinsip ekonomi Islam yang berkeadilan.

“Pesantren hari ini bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi juga laboratorium ekonomi umat,” ujar salah satu tokoh peserta dengan penuh semangat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.